Selamat Datang di Website SDN 4 Sukalilah, Mewujudkan Peserta Didik Yang Cerdas, Terampil, Berprestasi dan Peludi Lingkungan Berdasarkan Iman dan Taqwa.

Pandemi Terlalu Lama Membuat Anak Menjadi Malas, Benarkah?


Cukup lama pandemi ini melanda Indonesia, yang mengharuskan dunia Pendidikan pembelajarannya menjadi daring. Banyak pihak yang dirugikan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi. Tidak sedikit orang merasa cemas dan bingung dengan diadakannya pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pasalnya masih banyak orang yang tidak mengerti tentang aplikasi yang di pakai untuk melakukan PJJ tersebut.

Terutama pada Pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pelajar SD yang usia nya berkiar antara 6-12 tahun, dimana mereka masih tergolong anak-anak yang belum mumpuni dalam bidang teknologi. Jadi orangtua sangat berperan aktif dalam kegiatan PJJ ini, tetapi masih banyak orangtua yang tidak mengerti tentang penggunaan aplikasi untuk menunjang PJJ.

Kurangnya perhatian dari orang tua yang semakin memperburuk suasana hati anak saat belajar dirumah, dikarenan situasi pandemi yang sudah terlalu lama. Anak-anak pun semakin nyaman dengan situasinya, yang membuatnya semakin berleha-leha dalam belajar.

Tidak banyak orangtua siswa yang membiarkan anak-anaknya untuk bermain gadget, tetapi ketika anak-anaknya diberi tugas oleh gurunya, orang tua tidak mau ambil pusing untuk membantu mengerjakan tugas anaknya. Sehingga anaknya pun semakin tidak bergairah dalam pembelajaran.


Oleh sebab itu orang tua harus bisa sabar dalam membimbing anak-anaknya agar tidak malas untuk belajar dalam masa pandemi ini. Salah satunya adalah menciptakan suasana rumah yang nyaman sehingga mood anak untuk belajar semakin meningkat. Selain itu juga, para orang tua wajib memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anaknya. Semisalnya orang tua semangat pastilah anak-anaknya pun ikut semangat. Orang tua berperan penting untuk membawa aura positif kepada anaknya.

Anak anak cenderung menjadi mudah stress dan bosan, di situasi pandemi ini. Jadi kita harus mendukung bakat dan kreatifitasnya, memberikan dukungan dan menyokongnya. Misalnya, seorang anak gemar memasak, ia bisa menyalurkan bakatnya dengan belajar memasak bersama ibunda nya didapur selama pandemi ini untuk meningkatkan kreatifitas dan mengasah pola pikirnya. Lalu, seorang anak suka dalam bidang olahraga, ia bisa berlatih olahraga bersama ayahnya. Karena olahraga sangatlah bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun tubuh dan mengasah motorik anak.

Jadi kesimpulannya, biarkanlah anak berkreasi dan berpikir sekreatif mungkin. Asalkan selalu didampingi oleh orang tuanya. Tetapi, apabila Anda memiliki ide dan cara lain untuk membangun mood anak dengan baik, silahkan dicoba asalkan itu bernilai posistif.

Kita belum bisa memastikan kapankah pandemi ini segera berakhir. Jadi, untuk para orang tua harus berkomunikasi sebaik mungkin bersama anak-anaknya. Supaya mereka selalu berpikir kreatif dan semangat dimasa pandemi ini

Ingatlah! jangan jadikan virus Covid-19 ini, sebagai alasan untuk kita bermalas-malasan.

0 Komentar