PENDAHULUAN
Di dunia saat ini sedang marak-maraknya
wabah coronavirus. Coronavirus itu sendiri adalah
keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada
setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda
dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-
6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah
menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia. Pada tanggal
2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus
konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai
dengan tanggal 16 Maret 2020 ada 10 orang yang
dinyatakan positif corona. (Yurianto, Ahmad,
Bambang Wibowo, 2020)
Dengan adanya virus COVID-19 di
Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh
masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak
virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti
sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat
Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18
Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar
ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda
demi mengurangi penyebaran corona terutama
pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret
2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut
dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di
rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di
rumah dapat difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi
Covid-19.
Pembelajaran yang dilasanakan pada
sekolah dasar juga menggunakan pembelajaran
daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang
tua. Menurut Isman pembelajaran daring
merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring
siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat
belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat
berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa
aplikasi seperti classroom, video converence,
telepon atau live chat, zoom maupun melalui
whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan
inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan
akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.
Keberhasilan dari suatu model ataupun media
pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta
didiknya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh
Nakayama bahwa dari semua literatur dalam elearning mengindikasikan bahwa tidak semua
peserta didik akan sukses dalam pembelajaran
online. Ini dikarenakan faktor lingkungan belajar
dan karakteristik peserta didik. (Nakayama M,
Yamamoto H, 2007)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai dampak
COVID-19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di sekolah dasar. Apakah pembelajaran
daring pada sekolah dasar bisa dilakukan dengan
baik dan efektif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian
kepustakaan. Penelitian kepustakaan merupakan
suatu penelitian yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material yang ada di perpustakaan
seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah
sejarah, berita, dan sebagainya. Sedangkan
menurut ahli penelitian kepustakaan merupakan
kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang
diteliti (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini,
pengumpulan data diperoleh dari berita dan
artikel-artikel pada jurnal online. Peneliti
melakukan penelusuran artikel dengan
menggunakan kata kunci “ Dampak Covid-19” dan
“Pembelajaran Daring”.
Berdasarkan penelusuran kata kunci
“Dampak Covid” dan “Pembelajaran Daring”
peneliti memperoleh berbagai macam berita dan
artikel. Kriteria berita dan artikel yang dipilih yaitu
adanya pembahasan tentang dampak Covid-19 dan
pembelajaran daring. Dari 10 sumber yang
didapatkan, kemudian dipilih yang paling relevan
dan diperoleh 3 artikel dan 6 berita yang dipilih.
Teknik penelitian yang dilakukan dengan
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah
atau artikel, jurnal dan berita. (Arikunto, 2010).
Dalam uji validitas peneliti menggunakan
triangulasi sumber data. Analisis dilakukan dengan
4 tahap, antara lain 1) pengumpulan data; 2)
reduksi data; 3) display data dan 4) Kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Coronavirus adalah keluarga besar virus
yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda
dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-
6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
(Yurianto, Ahmad, 2020)
Penyebaran virus corona ini pada awalnya
sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai
lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh
dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh
banyak negara termasuk Indonesia dengan
meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat
pemerintah dan lembaga terkait harus
menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi
peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa
melaksanakan proses pendidikan pada lembaga
pendidikan.
Aktivitas yang melibatkan kumpulan
orang-orang kini mulai dibatasi seperti bersekolah,
bekerja, beribadah dan lain sebagainya.
Pemerintah sudah mengimbau untuk bekerja,
belajar, dan beribadah dari rumah untuk menekan
angka pasien yang terpapar COVID-19. Menteri
Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat
Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan
Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020
tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa
Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) maka
kegaiatan belajar dilakukan secara daring (online)
dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus
disease (COVID0-19). (Menteri Pendidikan, 2020)
Dengan munculnya pandemik COVID-19
kegiatan belajar mengajar yang semula
dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di
rumah melalui daring. Pembelajaran daring
dilakukan dengan disesuaikan kemampuan
masing-maisng sekolah. Belajar daring (online)
dapat menggunakan teknologi digital seperti
google classroom, rumah belajar, zoom, video
converence, telepon atau live chat dan lainnya.
Namun yang pasti harus dilakukan adalah
pemberian tugas melalui pemantauan
pendampingan oleh guru melalui whatsapp grup
sehingga anak betul-betul belajar. Kemudian guruguru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi
dengan orang tua, bisa melalui video call maupun
foto kegiatan belajar anak dirumah untuk
memastikan adanya interaksi antara guru dengan
orang tua.
Beberapa sekolah yang belum dapat
menyelenggarakan KBM daring dapat
mengembangkan kreativitas guru untuk
memanfaatkan media belajar alternatif selama
peserta didik belajar di rumah. Mereka dapat
menggunakan sumber belajar yang ada yaitu buku
siswa sesuai dengan tema-tema yang diajarkan
sesuai jadwal yang telah dibuat sebelumnya.
Pembelajaran berbasis daring learning
menunjukkan katerogisasi setuju. Hal ini
ditunjukkan setelah mengikuti pembelajaran
berbasis daring learning, para siswa semakin
semangat mengikuti pembelajaran khusunya dalam
pembelajaran IPA dan Para siswa tidak merasa
bosan saat pembelajaran berlangsung. (Sobron et
al., 2019)
Menurut Vicky dan Putri (Wicaksono &
Rachmadyanti, 2016) Penyelenggaran google
classroom di sekolah dasar tanpa menyampingkan
pembelajaran konvensional yang dilakukan. Hal
ini merupakan kelebihan blended learning, dimana
menggabungkan dua metode pembelajaran
konvensional dan daring untuk membuat siswa
merasa nyaman dan aktif dalam mengonstruksi
pengetahuannya. Survei yang dilakukan Lenny N
Rosalin Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh
Kembang Anak juga menunjukan harapan anak
tentang program belajar dirumah. Anak-anak yang
mengikuti survei dari 29 provinsi berharap agar
sekolah tidak terlalu banyak memberikan tugas
dan komunikasi dua arah antara guru dan murid
dirasa lebih efektif. (Ade Nasihudin Al Ansori,
2020)
Menurut Heru Purnomo dalam pikiran
rakyat media network pembelajaran jarak jauh
dengan penerapan metode pemberian tugas secara
daring bagi para siswa melalui whatsapp grup
dipandang efektif dalam kondisi darurat karena
adanya virus corona seperti sekarang ini. Banyak
guru mengimplementasikan dengan cara-cara
beragam belajar di rumah, dari perbedaan belajar
itu basisnya tetap pembelajaran secara daring. Ada
yang menggunakan konsep ceramah online, ada
yang tetap mengajar di kelas seperti biasa tetapi
divideokan kemudian dikirim ke aplikasi whatsapp
siswa, ada juga yang memanfaatkan konten-konten
gratis dari berbagai sumber. (Ashari, 2020)
Menurut Putra Wijaya dalam (Suryawan,
2020) belajar dirumah tidak menjadi masalah
karena pembelajaran bisa dilakukan kapan dan
dimana saja, apalagi sudah ada didukung dengan
sistem daring. Jadi proses pembelajaran bisa
terjadi di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
Oleh karena itu semua bisa berjalan dengan baik,
dengan dukungan fasilitas seperti internet.
Titik Kartikawati dalam guru SD Negeri
09 Sanggau, Kalimantan Barat mengatakan
pembelajaran dirumah tetap dapat dilaksanakan. Ia
mulai membuka kelas dari pukul 07.00 hingga
12.00. Dalam hal pelaksanaan belajar di rumah
guru meminta bantuan orang tua atau kakak siswa
sebagai narasumber yang langkah-langkahnya
telah diberikan melalui grup whatsapp. Untuk
laporan pelaksanaan pembelajaran dapat berupa
foto atau video yang harus diposting melalui grup.
Berbeda dengan Timur Setiawan menyampaikan
beberapa metode pembelajaran secara daring yang
telah diterapkan yaitu pembelajaran melalui portal
rumah belajar dan penyampaian materi melalui file
word yang dibagikan melalui media sosial
whatsapp. (Pengelola Web Kemendikbud, 2020)
Pembelajaran daring saat ini dijadikan
solusi dalam masa pandemic COVID-19. Tetapi
pembelajaran daring tidak mudah seperti yang
dibayangkan. Titi salah satu tenaga pendidik
disalah satu sekolah dasar mengatakan dalam
pembelajaran kelas 2 SD dia menggunakan zoom
untuk meeting (pertemuan) tatap muka selayaknya
di kelas. Tetapi tidak semua anak bisa akses karena
ada yang orang tuaanya masih kerja, ada juga
orang tua yang gagap teknologi. Selain itu titik
juga mencari alternatif lain media pembelajaran
daring dengan google doc, memberikan tautan
yang berisi materi pelajaan sekaligus tugas serta
batas waktu pengerkaan dinilai lebih bisa
mengkomodir kebutuhan orang tua dan anak, ini
dapat membantu penilai harian, nilai bisa langsung
masuk berkas fom google. Lain halnya dengan Rita
guru kelas 3 sekolah dasar. Di sekolah tempat
Ritza bekerja, guru diwajibkan memberikan materi
pelajaran dan tugas melalui alamat surat elektronik
milik orang tua. Cara ini dinilai Ritza tak berjalan
dengan efektif. Mengirimkan dokumen materi
berupa power point, lalu anak mengerjakan
dilaptop, dicetak atau tulis tangan lalu dikirim
lewat whatsapp dinilai lebih efektif menurut Ritza.
(Tim CNN Indonesia, 2020).
Menurut Agus, dkk dalam penelitiannya
yang berjudul “Studi Eksploratif Dampak Pandemi
COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online
di Sekolah Dasar” dampak COVID-19 terhadap
proses pembelajaran online di sekolah dasar
berdampak terhadap siswa, orang tua dan guru itu
sendiri. Beberapa dampak yang dirasakan murid
yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh
karena selama ini sistem belajar dilaksanakan
adalah melalui tatap muka, murid terbiasa berada
di sekolah untuk berinteraksi dengan temantemannya, bermain dan bercanda gurau dengan
teman-temannya serta bertatap muka dengan para
gurunya, dengan adanya metode pembelajaran
jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk
beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan
baru yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi daya serap belajar mereka.
Dampak terhadap orang tua yaitu kendala yang
dihadapi para orang tua adalah adanya
penambahan biaya pembelian kuota internet
bertambah, teknologi online memerlukan koneksi
jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu
tingkat penggunaaan kuota internet akan
bertambah dan akan menambah beban pengeluaran
orang tua. Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak
semua mahir menggunakan teknologi internet atau
media sosial sebagai sarana pembelajaran,
beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu
menggunakan perangkat atau fasilitas untuk
penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu
pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Jadi,
dukungan dan kerjasama orang tua demi
keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan.
Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua
harus terjalin dengan lancar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas bahwa dampak COVID-19
terhadap implementasi pembelajaran daring di
sekolah dasar dapat dilakukan dengan baik.
COVID-19 begitu besar dampaknya bagi
pendidikan untuk memutus rantai penularan
pandemik COVID-19 pembelajaran yang biasanya
dilakukan di sekolah sekarang menjadi belajar di
rumah dengan menggunakan berbagai macam
aplikasi seperti ruang guru, class room, zoom,
google doc, google from, maupun melalui grup
whatsapp. Kegiatan belajar dapat berjalan baik dan
efektif sesuai dengan kreatifitas guru dalam
memberikan materi dan soal latihan kepada siswa,
dari soal-soal latihan yang dikerjakan oleh siswa
dapat digunakan untuk nilai harian siswa.
Untuk anak sekolah dasar kelas I sampai
III belum dapat mengoperasikan gawai maka dari
itu dibutuhkannya kerjasama antara guru dengan
orang tua, untuk orang tua yang bekerja sehingga
tidak bisa mendampingi anak saat belajar dapat
memerikan jadwal-jadwal belajar khusus agar bisa
belajar seperti siswa yang lainnya. Jadi, adanya
kerjasama dan timbal balik anatara guru, siswa dan
orang tua yang menjadikan pembelajaran daring
menjadi efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Nasihudin Al Ansori. (2020).
Belajar di
Rumah Akibat Corona COVID-19, Ini
Pendapat dan Harapan Anak Indonesia.
Liputan6.
https://m.liputan6.com/health/read/4224969/b
elajar-di-rumah-akibat-corona-covid-19-inipendapat-dan-harapan-anak-indonesia
Arikunto, S. (2010).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Ashari, M. (2020).
Proses Pembelajaran Daring di
Tengah Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Dinilai Belum Maksimal. PikiranRakyatcom.
https://www.pikiranrakyat.com/pendidikan/pr-01353818/prosespembejalaran-daring-di-tengah-antisipasipenyebaran-virus-corona-dinilai-belummaksimal
Menteri Pendidikan. (2020).
Surat Edaran Nomor
3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat
CoronaVirus (COVID-19).
Nakayama M, Yamamoto H, & S. R. (2007).
The
Impact of Learner Characterics on Learning
Performance in Hybrid Courses among
Japanese Students. Elektronic Journal ELearning, Vol.5(3).1.
Pengelola Web Kemendikbud. (2020).
Kemendikbud Imbau Pendidik Hadirkan
Belajar Menyenangkan Bagi Daerah yang
Terapkan Belajar di Rumah.
Www.Kemendikbud.Go.Id.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/202
0/03/kemendikbud-imbau-pendidik-hadirkanbelajar-menyenangkan-bagi-daerah-yangterapkan-belajar-di-rumah
Sobron, A. ., Bayu, Rani, & Meidawati. (2019).
Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring
Learning Terhadap Minat Belajar IPA.
SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam
Dan Multikulturalisme.
Sugiyono. (2012).
Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Suryawan, O. (2020).
Guru Diminta Aktif Awasi
Pembelajaran Daring Agar Siswa Tetap
Fokus. BBALIPUSPANEWS.COM.
Tim, C. I. (2020).
Corona, Kelas Daring, dan
Curhat 2 Guru untuk Orang Tua. CNN
Indonesia. https://m.cnnindonesia.com/gayahidup/20200330165053-284-488368/coronakelas-daring-dan-curhat-2-guru-untuk-orangtua
Wicaksono, V. D., & Rachmadyanti, P. (2016).
Pembelajaran Blended Learning melalui
Google Classroom di Sekolah Dasar.
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS &
HDPGSDI Wilayah Timur.
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, K. P.
(2020).
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONAVIRUS
DISEASE (COVID-19) (M. I. Listiana
Azizah, Adistikah Aqmarina (ed.)).
(Sumber)


0 Komentar